Rabu, 06 Maret 2013

Resensi Novel Perahu Kertas


   A.    Identitas Novel
Judul Buku                :    Perahu Kertas                      
Penulis                        :    Dewi Lestari (“Dee”)
Editor                         :    Hermawan Aksan
Tanggal Terbit          :    Agustus 2009
Penerbit                      :    Bentang Pustaka
Tebal                          :    444 Halaman, 20 cm
ISBN                           :    978-979-1227-78-0

   B.     Tentang Penulis
Dewi Lestari, yang bernama pena Dee, lahir di Bandung, 20 Januari 1976. Novel Perahu Kertas ini sudah lebih dulu dilansir dalam versi digital (WAP) pada April 2008, dan kini diterbitkan atas kerja sama antara Truedee Books dan Bentang Pustaka.

Naskah yang awalnya ditulis pada 1996 dan sempat ‘mati suri’ selama 11 tahun ini akhirnya ditulis ulang oleh Dee pada akhir 2007, menjadikan Perahu Kertas sebagai novel pertamanya yang bergenre populer. Kecintaan Dee pada format cerbung dan komik drama serial telah menginspirasinya untuk menulisskan cerita memikat ini.
Perahu Kertas adalah karya Dee yang keenam sesudah Supernova: Ksatria, Puteri, dan Bintang Jatuh, Supernova: Akar, Supernova: Petir, Filosofi Kopi, dan Rectooverso. Kini, Dee dan keluarga mungilnya menetap di Jakarta.
   C.    Sinopsis Novel   
Kugy adalah gadis mungil yang hobi berkhayal atau berimajinasi. Dia sangat suka menuliskan dongeng ciptaannya. Ia juga memiliki kegemaran yang unik yaitu menulis surat kepada Dewa Neptunus. Surat tersebut dilipat menjadi perahu kertas dan dihanyutkan di sungai atau laut. Kugy menganggap dirinya sebagai agen Neptunus.Kegemarannya dalam menulis dongeng membawa dia pada Fakultas Sastra disebuah Universitas di Kota Bandung.
Keenan merupakam sosok pria yang gemar melukis. Keenan sempat menetap di Amsterdam bersama neneknya, sampai akhirnya ia harus kembali ke Indonesia untuk meneruskan pendidikannya di bangku kuliah disalah satu universitas di Kota Bandung. Keinginan ayahnya untuk mengarahkan Keenan pada bidang bisnis mengalahkan keinginan Keenan untuk menjadi pelukis handal, dan pada akhirnya mengantarkan ia ke Fakultas Ekonomi.
Kugy dan Keenan dipertemukan lewat pasangan Eko dan Noni. Eko adalah sepupu Keenan, sementara Noni adalah sahabat Kugy sejak kecil. Terkecuali Noni, mereka semua hijrah dari Jakarta, lalu berkuliah di universitas yang sama di Bandung. Mereka berempat akhirnya bersahabat karib.
Konflik mulai nampak Lambat laun, Kugy dan Keenan, yang memang sudah saling mengagumi, mulai mengalami transformasi. Diam-diam, tanpa pernah berkesempatan untuk mengungkapkan, mereka saling jatuh cinta. Kondisi saat itu serba tidak memungkinkan. Kugy sudah punya kekasih, cowok bernama Joshua atau ojos, panggilan kugy untuk Joshua. Ditambah dengan noni yang merencanakan untuk menjodohkan kennan dengan seorang wanita cantik yang merupakan sepupunya bernama wanda.
Saat Kugy mengetahui hal tersebut, ia merasakan cemburu namun ia juga berusaha untuk menampiknya karena ia telah memiliki kekasih. Ia berusaha dengan berbagai cara agar keenan bisa menjadi kekasihnya. Wanda berhasil membuat Keenan menjadi kekasihnya. Ketika kugy mengetahui hal tersebut kugy merasa seperti ada sesuatu yang memukul hatinya. Kugy tak tahu apa yang ia rasakan. Kugy bingung dengan perasaannya sendiri. Disatu sisi, ia memiliki Ojos kekasihnya, namun disatu sisi ia mencintai Keenan. Ojos mulai merasa Kugy sudah tak peduli lagi padanya. Hingga akhirnya, hubungan mereka kandas.
Persahabatan empat sekawan itu mulai merenggang. Kugy mencari kesibukan baru, yaitu menjadi guru relawan di sekolah darurat. Hubungan Keenan dengan Wanda pun kandas. Wanda merasa bahwa keenan tidak memberikan hatinya sepenuhnya. Keenan yang merasa hancur akhirnya pindah ke Ubud, tinggal di rumah Pak Wayan, yang merupakan sahabat ibunya. Di sana ia bertemu dengan Luhde Laksmi, seiring waktu akhirnya mereka menjalin cinta. Kugy akhirnya bekerja disebuah biro iklan di Jakarta sebagai copywriter. Ia bertemu dengan Remigius, atasan sekaligus sahabat kakaknya. Keduanya pun saling jatuh cinta. Sementara Keenan tidak dapat tinggal lagi di Bali, karena kondisi kesehatan ayahnya yang semakin lama semakin menurun memaksanya untuk kembali ke Jakarta dan harus menjalankan perusahaan sebagai pengganti ayahnya. Luhde merasa hati Keenan tak sepenuhnya untuk dirinya dan Remi-pun juga merasa seperti itu. Kugy dan Keenan pun akhirnya bertemu kembali di Jakarta dalam suatu keadaan yang berbeda.
   D.    Kelebihan Novel :
Penulis dalam novel ini menggunakan bahasa-bahasa yang komunikatif sehingga mudah dipahami oleh para pembacanya dari berbagai kalangan. Selain itu, novel ini mengandung nilai-nilai yang sangat penting untuk dijadikan sebagai pelajaran, seperti persahabatan, percintaan, perjuangan, semangat dan impian yang dapat tercapai.
   E.     Kekurangan Novel :
Akhir cerita novel ini mudah ditebak oleh pembaca

Tidak ada komentar:

Posting Komentar